mata mata sendu pengiring malam.
menghujam dalam ingatan, yang tak ingin dilupakan.
di dalamya ada hatimu yang keras.
menjadi derap langkah kaki kakiku.
Pak, apa kabar?
detik ini membawaku pada jemari tanganmu, 5 tahun lalu.
beradu dalam ratusan rindu yang membelenggu.
menjelema angin yang tak pernah lupa menyapa.
seumpama sungai yang mengalir, enggan mengering.
tatapku tak bergerak.
menuju kotak berbingkai di pojok kamarku.
melebur bersama pekat langit malam itu.
lalu menyatu dalam riuh yang mengadu, pada hati yang merindu.
hening yang kian membeku, hingga tersedu sedu.
membunuh pilu yang hinggap di benakku.
kuhitung waktu, berulang kali.
membisu, berkali kali.
aku tak ingin menjadi debu.
bersama lingkar waktu yang abu abu.
aku hanya ingin memilih rindu.
merindu matamu yang tajam, tak pernah padam.
padamu, bapak... yang selalu tinggal dalam rindu yang tak terbantahkan.
No comments:
Post a Comment