Manchester United

about me

My photo
bogor, jawa barat, Indonesia
anak pertama dari ayah dan ibu yang hebat. Kaka dari adik laki laki yang gagah.

Tuesday 19 March 2019

Pada Hidup


Sore itu, kulihat muram sebagian.
Mata mata yang berjuang pada himpitan.
Tiada kebahagian.
Bahkan hanya keterpaksaan.

Mereka sebut itu hidup.
Dari terang hingga redup.
Rebahkan harap dan keluh.
Yang hinggap hingga matahari tak lagi teduh.

Di sisi lain, ada aku yang mengadu.
Pada janji yang terlampau kaku.

Lalu di mana aku berlabuh?
Mimpi yang kurajut, perlahan rapuh.

Sedikit menggelap.
Tapi aku tak terlelap.

Malam datang mendekap.
Dengan gontai menuntun harap.

Aku, kembali pada hidup.
Yang kuanggap tak pernah redup.
Tuesday, March 19, 2019 | 0 comments | Read More

Pada Doa


Sudikah kau peluk aku sejenak saja?
Agar aku tau, aku tidak sendiri
Atau mungkin kau mau menatap mataku?
Dan yakinkan aku.. semua baik baik saja

Kuhirup pahit semua angan.
Yang perlahan lukai ingatan.
Kau sebut aku teman?
Atau hanya sekedar kenangan?

Biar aku rebah pada ucapmu.
Bukan lagi pada sikapmu.
Entah pada siapa aku percaya.
Semoga aku tak lagi terluka.

Tak perlu kau iba.
Biar ku luruh pada doa.
Ku percaya, tak sia-sia
Tuesday, March 19, 2019 | 0 comments | Read More

Friday 8 March 2019

Perpisahan (2) : Memaknai Kepergian

Semenjak aku memutuskan untuk pergi.
Ada aku yang lain tak ingin pergi.
Tak beranjak, setengah jiwa tertinggal.
Bersama gemuruh suka yang mengganjal.

Di mana ku simpan duka?


Pada derap langkah yang perlahan, lalu terlupa.
Seirama detak yang mengeras.
Seperti aku mengekang rindu, keras-keras.

Lalu kutanggalkan semua tentang kita.
Di ujung jemari yang ku ikat tak berjeda.
Membiru, terluka.
Agar aku terlihat biasa.

Diam diam kubawa pergi semua ingatan tentang kita.
Biar aku berperang sendiri, merangkai kata.
Menjaga nada-nada yang kulacurkan sendiri.
Pada dinding dinding imaji.

Tergesa, lalu mereka-reka.
Menghilang, lalu menerka.

Dan aku berdiri pada pijak lain yang ku tak tahu di mana.
Hanya tak ada kita dan semua riak-riak tawa.

Semoga kita, tidak sia-sia.

Friday, March 08, 2019 | 0 comments | Read More

Perpisahan (1) : Berbeda

Orang bilang, perpisahan itu menyakitkan.
Tapi tidak untukku.
Karena setidaknya aku tau, akan ada rindu yang kutemui.
Pada tawa yang pernah kita habiskan bersama.

Pada malam di mana aku memutuskan untuk tak lagi di sini.
Ada tangis yang tak ingin aku hindari.
Agar aku pergi dengan suka.
Hanya bersisa tawa bukan lagi duka dan luka.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pada pagi yang lain, kita tak lagi duduk bersama.
Hanya ada gelas kopiku di sana, bersama canda yang kutinggalkan tanpa aba-aba.
Bersama cita-cita yang pernah kita tancapkan tinggi-tinggi.
Walau ku tak menepati janji, percayalah harapku tinggal di sana tak mati.

Coba lihat kursi kosong itu, mungkin kalian akan ingat namaku sejenak.
Ingatkah? ada aku yang pernah duduk serius, tak beranjak.
Atau coba kalian lihat ruang kecil di belakang.
Masih adakah sisa rokokku yang kutinggal di bawah closet dan tergenang?

Rasanya aku yang tak sanggup lupa, membiarkan anganku tak lekas pergi.
Percayalah, aku memang tak pernah ingin pergi.
Pernah kau ingat tentang satu mimpiku?
Ah mungkin kita akan lupa, banyak mimpi yang terucap lalu mengabu.

Lalu, pada hari yang lain kita akan bertemu kembali.
Ada aku yang lebih kuat dari hari ini.
Tetap dengan tawa yang sama, bahkan lebih kencang dari biasanya.
Bersama mimpi yang satu per satu ku terbangkan, tak terhingga.

Jalanku sudah berbeda.
Sampai Jumpa.

Jika orang lain belum bisa menghargaimu, jadilah orang pertama yang menghargai dirimu sendiri.





Friday, March 08, 2019 | 0 comments | Read More

Merindu Bapak (3) : terjaga.

perlahan, di kejauhan dedaunan bergerak tanpa arah.
dan aku masih terjaga dalam nafas yang terengah engah.
maafkan pak, sekali lagi aku terlambat untuk tidur.
tapi tidak untuk hal sia sia yang bapak risaukan.
pak, aku ingat di malam saat bapak kembali pulang.
aku tak sedikitpun ingin menangis terlampau dalam.
karena aku tau, banyak orang butuh senyumku yang mungkin akan hilang.
tapi tidak untuk air mata yang kuhabiskan sendiri sepanjang malam.
bertahun tahun, aku bersembunyi pada kepura puraan.
meyakinkan dunia bahwa aku mampu berdiri setelah perpisahan.
mungkin pandangku atas dunia terlampau keras.
hingga lupa, aku manusia yang berbatas.
berulang kali aku katakan, pak.
aku tak pernah membenci kepergianmu.
aku tak pernah menyesali takdirku.
aku hanya ingin terjaga pada rindu yang tak pernah aku hindarkan.
aku memang tak lagi mampu menggenggam tangan kasarmu.
tapi aku percaya, setiap doa yang aku panjatkan akan erat memelukmu.
aku memang tak lagi bisa bersandar pada bahumu.
tapi aku percaya, pada setiap rinduku kau memelukku dari belakang.
pak,  hingga waktunya nanti akan kuceritakan.
Semua waktu yang hilang setelah kau tinggalkan.
pamit ya pak, aku sudah tak mampu berkata kata.
karena mataku sudah berkaca kaca.
wassalam
Friday, March 08, 2019 | 0 comments | Read More

Merindu Bapak (2) : Memilih Rindu. 

mata mata sendu pengiring malam.
menghujam dalam ingatan, yang tak ingin dilupakan.
di dalamya ada hatimu yang keras.
menjadi derap langkah kaki kakiku.
Pak, apa kabar?



detik ini membawaku pada jemari tanganmu, 5 tahun lalu.
beradu dalam ratusan rindu yang membelenggu.
menjelema angin yang tak pernah lupa menyapa.
seumpama sungai yang mengalir, enggan mengering.
tatapku tak bergerak.
menuju kotak berbingkai di pojok kamarku.
melebur bersama pekat langit malam itu.
lalu menyatu dalam riuh yang mengadu, pada hati yang merindu. 
hening yang kian membeku, hingga tersedu sedu.
membunuh pilu yang hinggap di benakku.
kuhitung waktu, berulang kali.
membisu, berkali kali.
aku tak ingin menjadi debu.
bersama lingkar waktu yang abu abu.
aku hanya ingin memilih rindu.
merindu matamu yang tajam, tak pernah padam.
padamu,  bapak... yang selalu tinggal dalam rindu yang tak terbantahkan.
Friday, March 08, 2019 | 0 comments | Read More

Akhirnya Patah

cukup lama aku menutup rapat pintu hati.
harus aku terisak (lagi) karena janji?
apa tak perlu kubuka lagi?
hingga semua terlelap mati.
mereka bilang,  jatuh cinta itu mudah.
tapi tidak untukku.
mereka bilang, membuka hati tak susah.
untuk apa kalau akhirnya patah?
datang padaku jika memang itu maumu.
tak perlu datang jika hanya untuk membunuh kesendirianmu.
aku tak punya banyak waktu untuk berangan-angan.
apalagi,  hanya sekedar jadi kenangan.

9 Mei 2017
--- di antara kemacetan Bogor yang semakin gila, dengan atau tanpa kamu.
Friday, March 08, 2019 | 0 comments | Read More